GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MAKAN DAN PERILAKU PICKY EATER PADA ANAK PRASEKOLAH
DESCRIPTION OF MOTHER'S KNOWLEDGE IN FEEDING AND PICKY EATER BEHAVIOR IN PRESCHOOL CHILDREN
Keywords:
Picky Eater, pengetahuan ibu, anak prasekolahAbstract
Picky eater adalah perilaku memilih-milih makanan pada anak, anak menolak untuk makan makanan tertentu atau sulit makan, picky eatermerupakan salah satu penyumbang kejadian malnutrisi pada anak di dunia termasuk di Indonesia. Picky eater disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kebiasaan makan, pengetahuan orang tua, dan perilaku orang tua. Pengetahuan dan keterampilan ibu yang memadai akan menjamin kebutuhan gizi anak dengan pemberian makan yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu dan perilaku picky eater pada anak usia prasekolah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 91 orang diambil dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner CEBQ dan kuesioner pengetahuan ibu yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis yang digunakan adalah univariat. Semua responden mengisi data terkait karakteristik responden dan kuesioner. Mayoritas tingkat pengetahuan ibu berada pada kategori pengetahuan rendah sebanyak 40 responden (44%) dan dari segi perilaku picky eater mayoritas responden memiliki anak yang picky eater yaitu sebanyak 51 responden (56%) Tergambar frekuensi pengetahuan ibu dalam pemberian makan anak dan perilaku picky eater pada anak prasekolah diwilayah kerja Puskesmas Garuda Kota Pekanbaru.Downloads
References
Tabel 3 Menunjukkan tingkat pengetahuan ibu dikategorikan menjadi 3 yaitu pengetahuan rendah, sedang dan tinggi. Sebagian besar responden dengan pengetahuan rendah sebanyak 40 responden (44%), responden dengan pengetahuan sedang sebanyak 13 responden (14,3%), dan responden dengan pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden (41,8%).
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 91 responden, didapatkan hasil yaitu sebagian besar responden dengan kategori usia dewasa akhir dengan usia 36-45 tahun sebanyak 40 responden (44%), dan kategori minumum yaitu lansia awal dengan usia lebih dari 45 tahun hanya 2 responden (2,2%). Menurut peneliti, dengan bertambahnya usia seseorang dan akumulasi pengalaman, pengetahuan dan perkembangan pola pikirnya cenderung meningkat. Ini sejalan dengan penelitian oleh Rahmawati (2019), yang menemukan bahwa usia ibu berhubungan signifikan dengan pengetahuan mereka tentang stunting (p = 0,017). Rahmawati (2019) juga mengemukakan bahwa pola pikir dan daya tangkap seseorang menjadi lebih matang seiring bertambahnya usia, yang berdampak pada peningkatan pengetahuan mereka. Di samping itu, Sutarno (2019) menyatakan bahwa usia ibu yang terlalu muda dapat mempengaruhi keputusan yang mereka buat terkait kesehatan.
Pendidikan terakhir responden sebagian besar SMA/SMK/SLTA yaitu sebanyak 60 responden (65,9%) sedangkan kategori minimum ada pada jenjang pendidikan terakhir SD terdiri dari 1 responden (1,1%). Menurut peneliti, tingkat pendidikan merupakan proses untuk mengembangkan kemampuan dan sikap seseorang untuk kehidupan saat ini maupun masa depan. Khairunnisa (2022) menemukan dalam penelitiannya bahwa pendidikan orang tua berkaitan erat dengan status gizi balita, karena pengetahuan seseorang mempengaruhi kemampuan mereka dalam menerima dan memahami informasi dari berbagai sumber. Teori Mercer mengemukakan bahwa pendidikan adalah faktor yang dapat mengubah perilaku seorang ibu dalam menjalankan peran perawatan dan pengasuhan terhadap anak (Aligood & Tomey, 2014).
Pekerjaan responden sebagian besar sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) yaitu sebanyak 77 responden (84,6%), sedangkan kategori paling minimum yaitu ibu yang bekerja sebagai wirausaha/pedagang, guru, dan perawat/bidan masing-masing sebanyak 3 responden (3,3%). Menurut peneliti, ibu yang tidak bekerja tidak selalu memiliki waktu yang cukup untuk memperhatikan anak-anak mereka. Banyak ibu yang tidak bekerja sibuk dengan urusan mereka sendiri, sedangkan beberapa ibu yang bekerja dengan jenis pekerjaan tertentu dapat mendukung tingkat pengetahuan ibu. Pengetahuan serta pengalaman diperoleh dari lingkungan tempat bekerja baik secara langsung atau tidak langsung. Misalnya pada individu yang bekerja di sektor kesehatan maka akan memiliki pengetahuan yang jauh lebih baik dibandingkan individu yang bekerja diluar sektor kesehatan (Mulyana & Maulida, 2019).
Usia anak berdasarkan kriteria inklusi responden yaitu anak usia 36-72 bulan atau 3-6 tahun. Mayoritas responden memiliki anak dengan usia 36-48 bulan (3-4 tahun) dengan jumlah 37 responden (40,7%), sedangkan kategori minimum yaitu usia anak 49-60 bulan (4-5 tahun) dengan jumlah 26 responden (28,6%). Menurut asumsi peneliti, anak usia prasekolah (3-6 Tahun) termasuk pada periode usia anak yang memiliki kecenderungan menghabiskan waktunya dengan bermain dan mengabaikan jam makan sehingga sifat perkembangan ini dapat mempengaruhi pola makan anak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chao dan Chang (2018) menunjukkan mayoritas anak usia 3-4 tahun mengalami picky eater (72%), anak prasekolah dalam perkembangannya mulai mampu memunculkan pilihan dengan menerima atau menolak makanan yang diberikan. Purnamasari (2020) Mayoritas anak prasekolah mengalami perilaku picky eater pada usia 3-5 tahun sebesar 69,9% (Purnamasari & Adriani, 2020).
Jenis kelamin anak mayoritas yaitu perempuan sebanyak 49 anak (53,8%) sedangkan anak dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 42 anak (46,2%). Penelitian yang dilakukan oleh Li et al (2017) mengatakan bahwa tidak ada perbedaan signifikan anak perempuan dan laki-laki yang mengalami perilaku picky eater. Pada umumnya anak prasekolah sering mengalami perilaku picky eater dan penurunan nafsu makan. Maka dari itu, perilaku pilih-pilih makanan dapat dialami oleh semua anak baik laki-laki maupun perempuan (Kusuma, et al., 2016).
Tinggi badan anak mayoritas dengan kategori normal sebanyak 67 anak (73,6%), serta kategori minimum yaitu berada di rentang sangat pendek sebanyak 2 anak (2,2%) serta responden yang memiliki tinggi badan anak termasuk kategori tinggi sebanyak 1 anak (1,1%). Penelitian yang dilakukan oleh Putri & Muniroh (2019) menunjukkan bahwa anak pendek lebih banyak terjadi pada anak picky eater dibandingkan non picky eater, adanya perilaku memilih makanan dan menghindari makanan oleh individu, kemungkinan anak dengan perilaku ini mengalami kekurangan atau kelebihan asupan gizi, 22,87% anak dengan perilaku picky eater memiliki nilai Z-score Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) lebih rendah dari anak yang tidak picky eater.
Berat badan anak mayoritas dalam kategori normal sebanyak 61 anak (67%), sedangkan kategori minimum ada pada rentang berat badan lebih sebanyak 3 anak (3,3%). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Antoniou (2016) menunjukkan bahwa adanya hubungan antara picky eater dan berat badan ditemukan pada 2 kuartil ekstrem (atas dan bawah) dan tidak banyak yang di kuartil tengah.
Menurut asumsi peneliti, pengetahuan merupakan sesuatu yang diketahui, petunjuk dalam membentuk tindakan seseorang untuk mencari kebenaran atau masalah yang dihadapi, pengetahuan sangat penting dimiliki bagi setiap ibu untuk menjamin kebutuhan gizi anak dengan pemberian makan, perawatan, memberikan pola asuh yang sesuai. Kurangnya pengetahuan ibu dalam pemberian nutrisi atau mengatur pola makan anak dengan baik merupakan faktor yang menimbulkan masalah dalam pemberian makan terutama permasalahan picky eater.
Menurut Inyolia (2019) Ibu dengan pengetahuan yang baik dapat mengetahui waktu yang tepat dalam pemberian makanan, jenis makanan dan frekuensi makanan yang akan diberikan pada anak. Namun ketidaktahuan ibu mengenai pemberian makan anak akan menimbulkan masalah dalam pemberian makan anak serta permasalahan dalam pemenuhan asupan gizi. Penelitian yang dilakukan Cia et al (2022) menunjukkan bahwa masih banyak ibu yang memiliki pengetahuan kurang sebesar 59,6% dalam mengatasi pola makan untuk memenuhi gizi seimbang dikarenakan kurangnya keingin tahuan seorang ibu apa itu gizi pada balita.
Menurut asumsi peneliti, perilaku picky eater terjadi karena beberapa faktor baik dari segi faktor anak dan faktor ibu. Banyak hal yang berasal dari faktor ibu salah satunya pengetahuan, motivasi, sikap dan perilaku ibu yang memiliki pengaruh besar dalam pemberian asupan nutrisi dan pola pemberian makan anak yang baik, banyak ibu yang percaya bahwa makanan pokok bisa diganti dengan makanan ringan atau cemilan serta susu saja, ini merupakan salah satu faktor penyebab anak mengalami picky eater.
Menurut World Health Organization (2017), menyebutkan bahwa kematian anak pada rentang usia 5 tahun ke bawah yaitu 42% dari 15,7 juta anak didunia dan sebagian besar gizi buruk yang disebabkan oleh picky eater. Menurut sebuah penelitian di USA, 50% dari 3.022 anak mengalami kesulitan makan, dan sekitar 20%-60% orang tua melaporkan bahwa anaknya tidak makan secara optimal, sedangkan di Indonesia, persentase anak memilih-milih makanan termasuk sangat tinggi pada anak usia dini yaitu 60,3% (United Nations Children’s Fund (UNICEF), 2020). Perilaku picky eater disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kurang keragaman dalam pemberian makan anak, perilaku makan orang tua, pengetahuan orang tua, kebiasaan makan orang tua dan keterlambatan dalam mengenalkan makanan pada anak (Taylor & Emmett, 2020).
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian yang dilakukan dari 91 responden ibu yang memiliki anak usia prasekolah didapatkan hasil sebagian besar responden ibu adalah dewasa akhir yaitu usia 35-45 Tahun sebanyak 40 responden (44%), mayoritas jenjang pendidikan SMA/SMK/SLTA yaitu sebanyak 60 responden (65,9%), dan sebagian besar responden sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) yaitu sebanyak 77 responden (84,6%). Sebagian besar responden memiliki anak dengan usia 36-48 bulan (3-4 tahun) dengan jumlah 37 responden (40,7%), mayoritas responden memiliki anak dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 49 responden (53,8%), dengan tinggi badan anak normal sebanyak 67 responden (73,6%) serta berat badan sebagian besar memiliki berat badan dalam kategori normal sebanyak 61 responden (67%). Gambaran tingkat pengetahuan ibu mengenai pemberian makan anak mayoritas dikategori rendah sebanyak 40 responden (44%) sedangkan gambaran terjadinya perilaku picky eater mayoritas responden mengalami perilaku picky eater pada anak prasekolah sebanyak 51 responden (56%).
Dari hasil simpulan diharapkan penelitian ini bisa menjadi informasi dan gambaran bagi masyarakat mengenai masalah pengetahuan ibu dalam pemberian makan anak dan picky eater pada anak prasekolah kini masih banyak terjadi, sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan serta untuk peneliti selanjutnya dapat dijadikan referensi dan mengembangkan hasil penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alligood., & Tomey. (2014). Nursing theorists and their work eighth edition. USA: Mosby Elseiver.
Anggreni, D. A. B. R., Dwi, P. H. K., & Dwijayanto, I. M. R. (2023). Faktor-faktor perilaku picky eater pada anak: scooping review. Jurnal Keperawatan Priority, 6(2), 20–28
Antoniou, E.E., Roefs, A., Kremers, S.P.J., Jansen, A., Gubbels, J.S., Sleddens, E.F. C., & Thijs, C. (2016). Picky eating and child weight status development: a longitudinal study. Journal of Human Nutrition and Dietetics, 29(3), 298–307.
Arisandi, R. (2019). Faktor yang mempengaruhi kejadian picky eating pada anak factors influencing the picky eating occurrance in children. Jiksh, 10(2), 238–241.
Chao, H. C., Chang. (2018). Association of picky eating with growth, nutritional status, development, physical activity, and health in preschool children. Frontiers in Pediatrics, 6(February), 1–9.
Cia, F., Frisilia, M., & Indriani, I. (2022). Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang status gizi pada balita: correlation level of knowledge and mother’s attitude about nutritional status in toddler. Jurnal Surya Medika (JSM), 7(2), 82–85.
Fauzia, R.N., Sukmandari, N.M.M., Triana, K.Y. (2019). Hubungan status pekerjaan ibu dengan status gizi balita. Jurnal Publikasi Penelitian Kebidanan dan Keperawatan Caring, 3(1).
Heryanto, M. L., Amelia, P. B., & Mulyati, L. (2023). Perilaku picky eater dengan status gizi pada anak prasekolah. Journal of Midwifery Care, 4(1), 46–55.
Hoang, T. B. Y., Le, T. H., & Vo, V. T. (2019). Picky eating and nutritional status in children aged 1 to 5 years in a city of Central Region, Vietnam. Journal of Medicine and Pharmacy, 9(3), 17–21.
Inyolia, D. S. P. (2019). Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping asi dengan status gizi baduta usia 6-24 bulan di Desa Tablolong. Karya Tulis Ilmiah Poltekkes Kemenkes Kupang Jurusan Gizi 2019, 53(9), 1689–1699.
Jumiatun, J. (2019). Hubungan pola pemberian makanan dengan status gizi balita umur 1-5 tahun di Desa Ngampel Kulon. Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan, 6(5), 218–224.
Khairunnisa, C. K. C., & Ghinanda, R. S. (2022). Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Status Gizi Balita Usia 6-24 Bulan Di Puskesmas Banda Sakti Tahun 2021. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(1), 3436–3444.
Kusuma, H. S., Bintanah, S., & Handarsari, E. (2016). Tingkat kecukupan energi dan protein pada status balita pemilih makan di wilayah kerja puskesmas Kedungmundu Semarang. The 3rd Universty Research Colloquium, 557–564
Li, Z., van der Horst, K., Edelson-Fries, L. R., Yu, K., You, L., Zhang, Y., Wang, J. (2017). Perceptions of food intake and weight status among parents of picky eating infants and toddlers in China: A cross-sectional study. Appetite, 108, 456–463
Muchtar, F. (2023). Balanced nutrition education to prevent nutrition-related problems among female adolescents in mekar village soropia district. Jurnal PEDAMAS (Pengabdian Kepada Masyarakat), 1(2), 266–274.
Mulyana, D., & Maulida, K. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu tentang Makanan Pendamping ASI pada Bayi 6-12 Bulan Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia, 9(3), 96–102.
Mulyani, R., Sutrio, Usdeka, M., Lupiana. M. (2023). Hubungan picky eating dengan status gizi anak usia prasekolah di Desa Lokus. Cendekia Medika: Jurnal Stikes Al-Ma`arif Baturaja, 8(1), 94–99
Munawaroh, H., Nada, N. K., Hasjiandito, A., Faisal, V. I. A., Heldanita, H., Anjarsari, I., & Fauziddin, M. (2022). Peranan orang tua dalam pemenuhan gizi seimbang sebagai upaya pencegahan stunting pada anak usia 4-5 Tahun. Sentra Cendekia, 3(2), 47.
Munjidah, A., & Rahayu, E. P. (2020). Pengaruh penerapan feeding rules sebagai upaya mengatasi kesulitan makan pada anak (picky eater, selective eater dan small eater). JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama, 8(1), 29.
Nisa, N. F., Wiratmo, P. A., Marianna, S. (2021). Perilaku picky eater dan status gizi anak. INHRJ (Indonesian Nursing and Healthcare Research Journal), 1(2), 83–89.
Nurmalasari, Y., Utami, D., & Perkasa, B. (2020). Picky eating and stunting in children aged 2 to 5 years in central Lampung, Indonesia. Malahayati International Journal of Nursing and Health Science, 03(1), 29–34
Purnamasari, A.R., Adriani, M. (2020). Hubungan perilaku picky eater dengan tingkat kecukupan protein dan lemak pada anak prasekolah. Jurnal Media Gizi Indonesia, 15(1):31-37
Puspitasari, M.D. (2021). Hubungan praktik pemberian makan dan pendidikan ibu terhadap perilaku picky eater pada anak prasekolah. Jurnal Kesehatan 2(3), 111–118.
Putri, A..N., Muniroh, L. (2019). Hubungan perilaku picky eater dengan tingkat kecukupan zat gizi dan status gizi anak usia prasekolah di Gayungsari. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Rahmawati, A., Nurmawati, T., & Sari, L. P. (2019). Faktor yang berhubungan dengan pengetahuan orang tua tentang stunting pada balita. Jurnal Ners Dan Kebidanan, 6(3).
Roesli, U. (2018). Mengenal asi ekslusif (1st ed.). Jakarta: Turubus Agriwidya.
Saidah, H. (2020). Feeding rule sebagai pedoman penatalaksanaan kesulitan makan pada balita. Malang: Ahli Media Press.
Saifah, A., Sahar, J., & Widyatuti, W. (2019). Peran keluarga terhadap perilaku gizi anak usia sekolah. Jkep (Jurnal Keperawatan), 4(2), 83–92.
Sutarno, M. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar di RT 07/018 Tambun Selatan Bekasi. Jurnal Antara Kebidanan, 2(1), 37–45
Taylor, C. M., & Emmett, P. M. (2020). Europe PMC funders group picky eating in children: causes and consequences. Proceedings of Nutririon Society, 1–9
United Nations Children’s Fund (UNICEF). (2020). For every child, reimagine; UNICEF Annua report, 2019. In UNICEF Tanzania Annual Report.
Wardle, J., Guthrie, C.A., Sanderson, S. and Rapoport, L. (2001). Development of the children’s eating behavior questionnaire. Journal of child psychology and psychiatry, 42, 963-970
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2024 Berlian Febriana Putri, Syeptri Agiani Putri, Riri Novayelinda
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.