https://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/issue/feedGEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat2024-10-31T07:42:23+07:00Rizki[email protected]Open Journal Systems<p><strong>GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat?</strong>merupakan jurnal yang berisikan hasil-hasil kegiatan pengabdian masyarakat serta pemberdayaan kesehatan masyarakat. Jurnal ini terbit 2 kali dalam setahun yaitu di bulan Juni dan bulan Desember. Jurnal ini menerima hasil pengabdian masyarakat yang dapat berupa penerapan bidang ilmu keperawatan gigi, kebinanan, keperawatan, orthotik prostetik dan semua bidang ilmu yang berhubungan dengan ilmu kesehatan yang belum pernah dipublikasi dimedia manapun. Bentuk kegiatan yang dipublikasi di jurnal ini dapat berupa hasil pemantauan, investigasi, skrinning, penerapan teknologi tepat guna, pelatihan, penyuluhan, pengembangan implementasi system program kesehatan, pemberdayaan kesehatan dan kegiatan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan pengabdian masyarakat di dalam rumpun ilmu kesehatan. Artikel yang masuk akan di-review secara peer review<br />E-ISSN: 2798-4826</p>https://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1842PEMANFAATAN GOOGLE SITES SEBAGAI MEDIA EDUKASI KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA2024-10-17T07:12:55+07:00Ulliana Ulliana[email protected]Widi Nurwanti[email protected]Baby Prabowo Setyawati[email protected]<p>Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yang ditandai rusaknya email dan dentin disebabkan oleh aktivitas metabolisme bakteri dalam plak, hal ini sering terjadi pada anak sekolah. Permasalahan pada siswa SMK Farmasi Puskesad adalah DMF-T = 2,58 (kategori sedang) dimana D = 2,47 yang artinnya pada 1 siswa terdapat 2-3 gigi karies sehingga dikatakan belum mencapai target optimal nasional yang seharusnya <2. Strategi untuk mencapai Indonesia bebas karies 2030 dengan meningkatkan upaya promotive dan preventive pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Tujuan kegiatan : meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan mulut. Metode pelaksanaan : Promosi kesehatan gigi pada mitra siswa SMK Farmasi Puskesad Jakarta berjumlah 82 orang. Pelaksanaan kegiatan berupa edukasi tentang pentingnya perawatan preventive untuk kesehatan gigi dan mulut menggunakan google sites. Hasil kegiatan : rata-rata pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sebelum promosi kesehatan gigi melalui media edukasi google sites dengan nilai 85,14 menjadi 87,88 serta rerata selisih sebesar 2,74. Kesimpulan : google sites efektif meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Ulliana Ulliana, Widi Nurwanti, Baby Prabowo Setyawatihttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1700DETEKSI DINI ANEMIA DAN EDUKASI POLA HIDUP SEHAT PADA REMAJA 2024-10-15T07:46:13+07:00Dwi Eni Danarsih[email protected]Arum Margi Kusumawardani[email protected]Ristiana Eka Ariningtyas[email protected]<p>Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pendonor sukarela adalah dengan merekrut calon pendonor dari kalangan remaja. Anemia pada remaja dapat menurunkan kesempatan untuk mendonorkan darah yang berdampak pada penurunan pendonor sukarela. Perlu adanya deteksi dini anemia serta edukasi pola hidup sebagai upaya untuk mempersiapkan generasi yang sehat untuk donor darah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui persentase remaja yang anemia melalui pemeriksaan hemoglobin dan meningkatkan pengetahuan remaja dengan edukasi pola hidup sehat melalui media buku saku. Kegiatan ini diikuti oleh 30 anggota Palang Merah Remaja PMI Kabupaten Bantul. Hasil kegiatan ini didapatkan bahwa terdapat 33,3% remaja mengalami anemia, seluruhnya berjenis kelamin perempuan. Faktor risiko anemia yang paling banyak dialami remaja adalah kurangnya konsumsi daging merah dan hati (70%). Gejala anemia paling banyak yang dialami adalah mudah mengantuk (70%). Terdapat peningkatan persentase remaja berpengetahuan sangat baik (30%) setelah diberikan buku saku.</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Dwi Eni Danarsihhttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1681PEMBERDAYAAN KADER DALAM PENERAPAN APLIKASI ANTI STUNTING UNTUK PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING2024-10-23T08:32:38+07:00Erpita Yanti[email protected]Yessy Aprihatin[email protected]Suci Rahma Nio[email protected]<p>Stunting adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi, Pencegahan Stunting harus mulai dari awal kehamilan agar dapat menurunkan kejadian Stunting pada Balita, asupan gizi yang kurang saat hamil, pola makan yang tidak sesuai, serta kualitas makanan yang rendah sehingga mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan.Peningkatan partisipasi dan peran tokoh masyarakat sangat diharapkan turut serta dalam kegiatan pencegahan kejadian Stunting melalui pelatihan kader Posyandu dan suami ibu hamil menggunakan aplikasi Anti Stunting, sebagai tanggung jawab masyarakat dalam menggali sumber daya dan potensi masyarakat yang bertujuan untuk kepentingan bersama, keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat. Pelatihan dilakukan selama tiga hari di Kantor wali Nagari Balah Hilia diikuti oleh 10 kader Posyanddu 12 orang Suami ibu hamil.Saat pelaksanaan pelatihan dilakukam one group <em>Pre test</em> dan <em>Post test</em> dengan memberikan kuesioner sebagaialat ukur pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang Stunting dan dampak negative dari Stunting dan pencegahan Stunting. Salah satu penyebab bertambahnya kejadian Stunting di Kabupaten Padang Pariaman karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang mencegah kejadian dini Stunting. Dosen dari Departemen Keperawatan dan Psikologi Universitas Negeri Padang mengadakan kegiatan pelatihan kader Posyandu untuk membantu percepatan penurunan kejadian Stunting melalui penggunaan Aplikasi Anti Stunting.</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Erpita Yantihttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1639SKRINING KESEHATAN DAN PENINGKATAN PENGETAHUAN PADA KEGIATAN LAUNCHING POSYANDU LANSIA AISYIYAH NUSUKAN KOTA SURAKARTA2024-10-15T07:54:56+07:00Ni'mah Mufidah[email protected]Fitri Dyah Herawati[email protected]Atik Aryani[email protected]Laras Adi Rantika Sari[email protected]<p>Lansia merupakan kelompok usia 60 tahun keatas yang mengalami berbagai perubahan baik secara fisik, mental maupun sosial. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penyakit tidak menular adalah dengan pengaturan makan dan gaya hidup sehat pada lansia. Deteksi dini melalui pemeriksaan tanda-tanda vital merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan adanya masalah pada lansia, sehingga upaya pencegahan penyakit, stimulasi, penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada masa-masa kritis. Metode pengabdian masyarat dimulai dengan pemeriksaan tanda-tanda vital lansia, dilanjutkan dengan eduksi mengenai pola makan dan gaya hidup sehat bagi lansia ‘Aisyiyah Nusukan Surakarta sebanyak 83 peserta. Hasil pengabdian masyarakat menunjukkan hasil sebagian besar peserta merupakan kelompok usia lansia muda yaitu (60-69 tahun) 33 lansia. Peserta memiliki hasil pemeriksaan tanda-tanda vital rata-rata berupa; suhu dengan status normal, nadi dengan status normal, dan tekanan darah terdapat 21 peserta memiliki tekanan darah diatas nilai normal (90-120/ 60-80 mmHg). Terdapat perbedaan nilai pre-test dan post-test edukasi mengenai pola makan dan gaya hidup sehat pada lansia dengan nilai <em>p-value</em> = <0,001. Pengabdian kepada masyarakat ini memberikan bukti bahwa edukasi pola makan dan gaya hidup sehat meningkatkan pengetahuan lansia</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Ni'mah Mufidah, Fitri Dyah Herawati, Atik Aryani, Laras Adi Rantika Sarihttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1805PENGUATAN KADER DALAM DETEKSI DINI KURANG ENERGI KRONIS (KEK) SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI KECAMATAN SAWANGAN, KABUPATEN MAGELANG2024-10-18T16:24:44+07:00Niken Meilani[email protected]Nanik Setiyawati[email protected]Mina Yumei Santi[email protected]Ika Agustina Sulistyani[email protected]<p>Kekurangan energi kronis (KEK) merupakan suatu keadaan dimana status gizi seseorang berada pada kondisi yang kurang baik dan telah berlangsung menahun (kronis) sehingga menimbulkan gangguan kesehatan. KEK meningkatkan risiko terjadinya stunting. Prevalensi stunting di Kabupaten Magelang merupakan peringkat ke-3 tertinggi di Jawa Tengah berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022. KEK dapat diskrining dengan melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA). Salah satu upaya pencegahan stunting adalah melalui deteksi dini KEK pada remaja dan wanita usia subur terhadap risiko KEK. Pengabdian kepada masyarakat ini dikemas melalui kegiatan ceramah interaktif, tanya jawab, dan demonstrasi pengukuran LILA. Peserta kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah kader PKK dari 15 Desa di seluruh wilayah Kecamatan Sawangan yaitu berjumlah 25 orang. Kegiatan ini meliputi langkah persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Perencanaan dilakukan koordinasi bersama tim dan mitra, penyusunan materi dan soal pre dan post test. Dalam pelaksanaan dilaksanakan pre test, pemberian materi oleh narasumber, serta diskusi. Untuk evaluasi dilakukan post test dan tindak lanjut hasil pengabdian serta luaran kegiatan berupa berita kegiatan yang dimuat dalam belita online daerah. Pre dan posttes menunjukkan bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan kader tentang deteksi dini KEK dan anemia melalui uji Wilcoxon dengan nilai <em>p=0.000</em><em>.</em> Pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencegahan stunting dapat dilakukan melalui peningkatan pengetahuan kader sebagai garda terdepan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan di masyarakat. Sebagai tindak lanjut kegiatan ini adalah para kader diharapkan dapat mengimplementasikan pengukuran LILA kepada remaja di masing-masing desa sebagai upaya deteksi dini KEK dan pencegahan stunting.</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Niken Meilani, Nanik Setiyawati, Mina Yumei Santi, Ika Agustina Sulistyanihttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1768UPAYA PREVENTIF KANKER SERVIK MELALUI KELOMPOK DHARMA WANITA KECAMATAN BLUTO2024-10-22T07:35:01+07:00Elyk Dwi Mumpuningtias[email protected]Sugesti Aliftitah[email protected]Laylatul Hasanah[email protected]Nelyta Oktavianisya[email protected]<p>Kanker serviks bisa terdeteksi secara dini melalui skrining, akan tetapi kesadaran masyarakat terutama perempuan masih kurang dalam melakukan pemeriksaan dini. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberdayakan ibu Dharma Wanita dalam pencegahan dini Kanker Serviks. Metode yang dipakai adalah sosialisi dan pembentukan kader pencegahan dini kanker serviks. Media yang digunakan dalam menyampaikan materi edukasi keshatan yaitu leaflet, powerpoint, video. Tim melakukan Kerjasama dengan tenaga laboratorium Fortuna Sumenep untuk dilakukan tes pap smear. Kegiatan PKM dilakukan di Kecamatan Bluto khusunya pada ibu dharma Wanita Kecamatan Bluto pada bulan November-April 2023. Ada beberapa tahapan kegiatan yaitu analisis situasi, edukasi kesehatan, pembentukan kader pencegahan dini kanker serviks dan evaluasi. Hasil kegiatan ini berdampak baik yaitu terdapat tingkat pengetahuan peserta meningkat menjadi 87%, dan responden yang mau melakukan pemeriksaan pap smear sebanyak 54,4% (25 orang). Kegiatan ini meningkatkan pengetahuan dan sikap peserta tentang pencegahan dini kanker serviks. Pencegahan dini dengan melakukan pemeriksaan sedini mungkin bisa menjadi langkah pencegahan yang efektif terjadinya kanker serviks.</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Nelyta Oktavianisyahttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1664SOSIALISASI PEMBUATAN MINUMAN BUNGA TELANG DENGAN VARIASI pH DI SMK MANBA’UL ULUM MAJALENGKA2024-10-16T15:20:20+07:00Ine Suharyani[email protected]Lela Sulastri[email protected]Azmi Hamidan[email protected]Aulia Fitriah[email protected]Teguh Prasetyo[email protected]Intan Intan[email protected]Adelia Grantika Putri[email protected]Nurul Hafidah[email protected]Intan Fatikhatussa'adah[email protected]Muhammad Farhat Fadhilah[email protected]Arikhatuzzahro Suharyani[email protected]Nida Ussya'adah[email protected]<p>Bunga Telang (<em>Clitoria ternatea</em> L) mengandung antioksidan alami, yaitu antosianin, yang mampu memperlambat penuaan, dan mencegah reaksi berantai dari radikal bebas. Antosianin pada bunga telang berwarna ungu pada kondisi netral, namun akan berwarna agak kemerahan pada suasana asam dan menjadi biru pada suasana basa. Potensi ini dapat diaplikasikan dalam pembuatan minuman dengan pewarna alami bunga telang. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan kombinasi metode invasi pengetahuan pada siswa/i SMK Manba’ul Ulum di Kabupaten Majalengka, praktek pembuatan minuman bunga telang, serta pre- dan post-test. Hasil post-test menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan siswa/i mengenai perubahan warna minuman bunga telang setelah pemberian pengasam dan pembasa. Peserta antusias dan senang melakukan praktek ini, karena dengan praktek langsung, mereka lebih memahami bagaimana pengaruh pH terhadap perubahan warna antosianin. Pada akhir kegiatan, minuman dikemas dalam kemasan siap jual, siswa/i dan kelompoknya diberikan <em>reward</em> atas usahanya untuk memahami dan mempelajari materi yang telah diberikan. Kegiatan ini diharapkan menjadi stimulus bagi siswa/i SMK Manba’ul Ulum untuk berkreasi membuat minuman dengan pewarna alami.</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Ine Suharyani, Lela Sulastri, Azmi Hamidan, Aulia Fitriah, Teguh Prasetyo, Intan Suharyani, Adelia Grantika Putri, Nurul Hafidah, Intan Fatikhatussa'adah, Muhammad Farhat Fadhilah, Arikhatuzzahro Suharyani, Nida Ussya'adahhttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1947KELAS ANTENATALCARE TERINTEGRASI KONSELING MENYUSUI MENINGKATKAN KETERAMPILAN KADER, IBU HAMIL TENTANG ASI EKSLUSIF SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN SUNTING2024-10-24T18:05:17+07:00Sudarmi Sudarmi[email protected]St. Halimatusyaadiah[email protected]Bq Iin Rumintang[email protected]Ni Nengah Arini Murni[email protected]Ni Putu Dian Ayu Anggraeni[email protected]<p>Stunting merupakan suatu kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Salah satu penyebabnya Tidak memberikan ASI ekslusif. Intervensi meningkatkan ASI ekslusif melalui Konseling menyusui sejak masa kehamilan. Tujuan kegiatan PKM ini melaksanakan Kelas Antenatalcare Terintegrasi Konseling Menyusui Meningkatkan Keterampilan Kader, Ibu Hamil Tentang Asi Ekslusif Sebagai Upaya Pencegahan Stunting di Kelurahan Babakan Kecamatan Sandubaya Kota Mataram. Pendampingan dengan metode ceramah, diskusi, demonstrasi menggunakan boneka/alat peraga, konseling kit dan mendatangkan ibu menyusui untuk demonstrasi kegiatan praktek. Kegiatan PKM berhasil meningkatkan keterampilan kader 66,7% dan keterampilan ibu hamil sebesar 50%. Diharapkan Kegiatan ini dapat dapat terus dilakukan dengan pendampingan pada kader dan ibu hamil sehingga mampu menyusui ekslusif sebagai upaya untuk mencegah terjadinya stunting.</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Ni Putu Dian Ayu Anggraeni, Sudarmi, St. Halimatusyaadiah, Bq Iin Rumintang, NNAMhttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1865OPTIMALISASI PERTUMBUHAN BAYI 1.000 HPK MELALUI PEMANFAATAN MODUL KELAS PERSIAPAN MENYUSUI2024-10-24T09:22:39+07:00Darmayanti Wulandatika[email protected]Siti Fatimah[email protected]Ramadhana Alya Nuur Afifah[email protected]Nadila Azkiya[email protected]<p>1000 Hari pertama kehidupan (HPK) berperan penting dalam kesiapan generasi sehat. Adanya kebijakan program gizi untuk meningkatkan kesehatan ibu dilakukan salah satunya melalui pemberian ASI yang mengandung protein dan zat besi yang tinggi. Adanya persiapan kelas menyusui dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan ibu hamil dalam mempersiapkan proses menyusui dan meningkatkan keberhasilan menyusui. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya persiapan menyusui melalui edukasi dan pelatihan cara menyusui yang benar, dan perawatan payudara bagi ibu hamil sebagai upaya dalam optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan bayi sejak 1.000 hari pertama kehidupan melalui pemanfaatan modul kelas persiapan menyusui bagi ibu hamil. Metode yang dilakukan dalam pengabdian masyarakat ini adalah metode ceramah, tanya jawab dan juga demontrasi. Hasil pengabdian masyarakat ini menunjukkan adanya perbedaan antara <em>pre-test </em>dan <em>post-test </em>pada kuesioner yang diberikan pada peserta yaitu sebelum diberikan materi yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 9 orang (81,82%), pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (18,18%), sedangkan peserta sesudah diberikan materi edukasi yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 10 orang (90,91%), pengetahuan cukup sebanyak 1 orang (9,09%). Kesimpulan dari pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah adanya peningkatan pengetahuan peserta pelatihan terkait persiapan menyusui.</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Siti Fatimah, Darmayanti Wulandatikahttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1860PENINGKATAN PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI USIA 10-12 TAHUN2024-10-23T08:30:31+07:00Fenti Hasnani[email protected]Suryati Suryati[email protected]Elsye Rahmawaty[email protected]<p>Menjaga kesehatan reproduksi pada wanita diawali dengan menjaga kebersihan organ kewanitaan. Untuk menghindari terjadinya infeksi diperlukan personal hygine pada alat genitalia. Personal hygiene menstruasi adalah tindakan untuk memelihara kesehatan dan kebersihan pada daerah kewanitaan pada saat menstruasi. Bila saat menstruasi tidak menjaga hygienitas yang baik akan berisiko mengalami infeksi pada alat reproduksi. Hal ini disebabkan oleh peristiwa menstruasi yang mengeluarkan darah kotor. Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena infeksi karena darah dan keringat keluar serta menempel pada vulva dapat menyebabkan daerah genetalia menjadi lembab. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang hygiene saat menstruasi. Metode yang digunakan dimulai dengan mengisi kuisioner sebelum kegiatan pengabdian kepada masyarakat, melakukan penyuluhan dan pendidikan kesehatan tentang personal hygiene menstruasi, melakukan post test, serta wawancara mengenai kebiasaan saat menstruasi terhadap beberapa siswi. Hasil dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat adalah pengetahuan remaja putri mengenai kebersihan menstruasi sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 18 orang (60,0%), dan yang memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 7 orang (23.3%) serta hanya 5 orang (16.7%) yang memiliki pengetahuan baik mengenai persiapan menstruasi</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Fenti Hasnani, Suryati Suryati, Elsye Rahmawatyhttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1905EDUKASI MEDIA PROMOSI KESEHATAN GIGI PADA GURU SD SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN DALAM PENCEGAHAN KARIES GIGI ANAK2024-10-22T12:41:36+07:00Mery Novaria Pay[email protected]Leny Marlina A. Pinat[email protected]Tedi Purnama[email protected]<p>Media promosi kesehatan harus di kembangkan untuk menambah pengetahuan pada anak sekolah dasar dalam upaya peningkatan pengetahuan bidang kesehatan gigi dan mulut. Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan adalah dengan memberikan edukasi kepada guru sebagai <em>key person </em>di sekolah yang dapat membantu anak-anak mengembangkan kebiasaan hidup bersih dan sehat baik secara kesehatan umum dan kesehatan gigi karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk edukasi media permainan kesehatan gigi dalam meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran menggunakan media puzzle dan ular tangga kesehatan gigi. Metode pelaksanaan kegiatan ini dengan melakukan sosialisasi secara langsung, tanya jawab, mendemokan cara bermain dan sikat gigi bersama. Untuk mengetahui keberhasilan dalam kegiatan ini, diadakan evaluasi dengan memberikan kuesioner sebelum dan sesudah bermain yang berisi pengetahuan mengenai karies gigi. Permainan yang dipraktikkan adalah permainan menggunakan media puzzle dan media ular tangga tentang karies gigi. Berdasarkan dari kegiatan yang telah dilakukan dapat dilihat dari hasil kuisioner terdapat peningkatan pemahaman peserta memiliki persentase lebih dari 90%. Ini berarti guru SDN Manefu dan SDN 2 Baumata Timur benar-benar memahami apa yang telah disampaikan. Dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini menjadikan guru-guru SD memiliki tambahan wawasan pengetahuan</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Mery Novaria Payhttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1753PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG PUBERTAS PADA SISWA SDN 02 PONDOK LABU2024-10-17T07:29:52+07:00Vera Suzana Dewi Haris[email protected]Vina Dwi Wahyunita[email protected]Abdullah Antaria[email protected]Siti Rahmadani[email protected]Nurul Lidya[email protected]<p>Pubertas merupakan masa kritis kehidupan ketika anak mulai menjadi dewasa secara biologis, psikologis, sosial, dan kognitif. Ketidaktahuan remaja terhadap perubahan fisik pada dirinya dapat menimbulkan perasaan cemas dan malu, sehingga remaja mencari berbagai informasi mengenai perubahan pada dirinya. Hal ini menimbulkan perilaku berisiko jika remaja mendapatkan informasi yang tidak tepat mengenai kesehatan reproduksi sehingga berdampak pada pernikahan dini dan hubungan seks pranikah pada remaja yang membahayakan kesehatannya. Untuk itu sangat penting memberikan edukasi oleh petugas kesehatan tentang perubahan fisik remaja kepada orang tua, guru dan remaja untuk mengendalikan terjadinya kecemasan dan kekhawatiran menjelang pubertas. Solusi yang direncanakan melalui pengabdian masyarakat adalah dengan meningkatkan pengetahuan remaja tentang perubahan fisik dan psikis pada masa remaja. Luaran yang ditargetkan adalah peningkatan pengetahuan remaja tentang perubahan fisik dan psikis pada dirinya, dengan metode pelaksanaan melalui penyuluhan dan demonstrasi. Hasil setelah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan tentang perubahan fisik dan psikis remaja dari kategori baik sebesar 9,4% (3 orang) menjadi 43,8% (14 orang). Terjadi peningkatan pengetahuan remaja setelah diberikan penyuluhan tentang perubahan fisik dan psikis remaja</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Vera Suzana Dewi Harishttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1880PELATIHAN PEMBUATAN OBAT KUMUR DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) PADA MAHASISWA, ALUMNI DAN IBU-IBU PKK KELURAHAN PUDAKPAYUNG2024-10-22T12:47:40+07:00Supriyana Supriyana[email protected]Rose Asni Latifah[email protected]Kiat Irma Fakhriyatin[email protected]Irma Haida Yuliana Siregar[email protected]<p>Upaya preventif kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan secara mekanis yaitu menyikat gigi pada waktu yang tepat dengan cara yang benar. Tindakan pembersihan dengan menyikat gigi seringkali tidak mampu menjangkau seluruh permukaan gigi, sehingga diperlukan upaya lain seperti memanfaatkan bahan antibakteri. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah kumur-kumur menggunakan obat kumur yang mengandung antiseptik atau dapat juga menggunakan dari bahan herbal dengan ekstrak tumbuh-tumbuhan yang mengandung antibakteri. Alternatif bahan herbal yang dapat digunakan untuk menjadi obat kumur adalah daun seledri. Kandungan dalam seledri yang bisa bermanfaat sebagai antibakteri diantaranya yaitu minyak atsiri, flavonoid, saponin dan tannin. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pelatihan kepada mahasiswa, alumni dan ibu-ibu PKK dengan pembuatan obat kumur herbal. Metode pengabdian ini meliputi presentasi, diskusi, dan praktik. Indikator keberhasilan dari pengabdian ini adalah pengukuran tingkat pengetahuan dan keterampilan peserta sebelum dan sesudah pelatihan, dengan jumlah sampel 27 orang yang terdiri dari 10 ibu-ibu PKK, 11 mahasiswa dan 6 alumni Jurusan Kesehatan Gigi. Hasil pengabdian kepada masyarakat didapatkan pengetahuan peserta mengenai cari menjaga kesehatan gigi dan mulut sebelum dilakukan pelatihan terdapat 81,5% memiliki pengetahuan baik, dan 18,5% memiliki pengetahuan cukup. Setelah dilakukan pelatihan, seluruh peserta (100%) memiliki pengetahuan yang baik mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan mulut. Hal tersebut terjadi karena pemberian pelatihan melalui metode ceramah, diskusi dan praktek langsung dapat meningkatkan pengetahuan</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Supriyana Supriyana, Rose Asni Latifah, Kiat Irma Fakhriyatin, Irma Haida Yuliana Siregarhttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1671PENGENALAN TANDA BAHAYA PADA BALITA DI PUSKESMAS PEMBANTU GUMBANG KABUPATEN MANGGARAI2024-10-23T17:41:23+07:00Fransiska Nova Nanur[email protected]Jayanthi P. Janggu[email protected]Imelda R. Dewi[email protected]Dionesia O. Laput[email protected]<p>Kematian balita masih merupakan salah satu indikator penting untuk menilai kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Hingga saat ini, kematian balita masih terbilang tinggi dan salah satu penyebabnya adalah rendahnya pengetahuan orang tua tentang tanda bahaya yang berdampak pada keterlambatan dalam pengobatan dan pencegahan komplikasi.Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua tentang tanda bahaya pada balita. Metode kegiatan adalah memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya pada balita. Kegiatan ini diikuti oleh 23 orang tua balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Gumbang pada April 2024. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pengetahuan orang tua mengalami peningkatan. Diharapkan pengetahuan ini dapat membantu meningkatkan kesadaran kesehatan di kalangan orang tua, yang berkontribusi pada perubahan perilaku yang lebih sehat dan lebih responsif terhadap kebutuhan kesehatan anak-anak mereka</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Fransiska Nova Nanurhttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1765EDUKASI BAHAYA RADIASI SMARTPHONE TERHADAP KESEHATAN MENTAL REMAJA DI SMK ISLAM KEPANJEN, MALANG2024-10-18T16:29:16+07:00Endah Sri Wulandari[email protected]Muhammad Taufiqul Akbar[email protected]<p>Perkembangan teknologi telah mengubah cara berinteraksi dalam kehidupan, terutama adanya ponsel. Smartphone adalah bentuk perkembangan ponsel saat ini yang telah menjadi alat yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi remaja. Tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan siswa/siswi tentang bahaya radiasi smartphone terhadap kesehatan mental remaja di SMK Islam Kepanjen. Metode ini diberikan dengan memberikan edukasi melalui metode ceramah dan diskusi serta tanya jawab. Sasaran dari pengabdian masyarakat ini adalah siswa/siswi SMK Islam Kepanjen yang berjumlah 44 siswa diantaranya 3 siswa laki-laki dan 41 siswi perempuan. Pada pengabdian masyarakat ini siswa/siswi diberikan pemahaman mengenai pentingnya penggunaan smartphone dengan baik dan bijak, menjelaskan dampak dari bahaya radiasi smartphone, dan tips-tips dalam menggunakan smartphone dengan baik. Hasil pengabdian kepada masyarakat ini setelah dilakukan pre-test dan post-test dan diberikan materi mengenai bahaya radiasi smartphone terhadap kesehatan mental remaja, siswa/siswi lebih mengerti dan mau merubah gaya hidup dalam penggunaan smartphone menjadi lebih baik. Kesimpulan yang didapat bahwa paparan berlebihan terhadap radiasi elektromagnetik dari smartphone dapat mempengaruhi fungsi otak, menyebabkan masalah tidur, kecemasan, depresi, dan penurunan konsentrasi yang memperburuk kesehatan mental khususnya pada remaja. Maka, pentingnya bagi remaja untuk membatasi penggunaan smartphone</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Endah Sri Wulandari -https://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1767EMINA (EDUKASI REMAJA PUTRI SIAP MENARCHE) UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KESIAPAN SISWI MENGHADAPI MENARCHE 2024-10-18T16:27:10+07:00Selvia Nurul Qomari[email protected]Rila Antina[email protected]Nurun Nikmah[email protected]<p>Salah satu ciri masa pubertas pada remaja putri adalah dimulainya menstruasi pertama kali atau yang disebut dengan menarche. Sayangnya, remaja usia pra pubertas sering kali memiliki pengetahuan dan kesiapan yang kurang memadai dalam menghadapi menarche. Begitu pula yang terjadi pada siswi usia pra pubertas di SDN Jeddih 3 Bangkalan. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan mengenai dasar menstruasi guna meningkatkan kesiapan fisik dan mental dalam menghadapi menarche. Sasaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah siswi-siswi kelas 4,5, dan 6 SDN Jeddih 3 sebanyak 61 siswi. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengukuran status gizi (indeks massa tubuh) serta pemberian edukasi menggunakan media <em>power point</em> dan <em>booklet.</em> Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar peserta memiliki IMT normal serta terdapat perbedaan pengetahuan dan kesiapan menghadapi menstruasi antara sebelum dan setelah pemberian edukasi (<em>p-value</em> 0,000; 0,000). Kegiatan edukasi dengan topik, metode, dan media menarik lainnya perlu dilakukan secara konsisten agar remaja putri lebih menyadari pentingnya menjaga kesehatan reproduksi sejak dini</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Selvia Nurul Qomari, Rila Antina, Nurun Nikmahhttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1822EDUKASI DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA IBU PREMENOPAUSE, MENOPAUSE, DAN PASCA MENOPAUSE DI TUREN KABUPATEN MALANG2024-10-17T07:23:30+07:00Dian Mayasari[email protected]Shelvi Ovi Lestari[email protected]<p>Masa menopause pada setiap wanita tidak sama. Sebelum memasuki usia menopause didahului dengan masa premenopuse (kurang lebih 6 tahun sebelumnya) yaitu usia 40 tahun. Sindrom menopause berdampak pada penurunan kualitas hidup perempuan menopause. Diperlukan dukungan sosial, kepercayaan diri dan sikap positif terhadap keluhan yang dialami perempuan menopause sehingga dapat menerima menopause sebagai karunia karena bersifat normal bagi seorang perempuan. Peran bidan di komunitas diharapkan dapat memberikan konseling di wilayah kerjanya sebagai tempat yang efektif untuk memberikan informasi tentang premenopause, menopause, dan pasca menopause. Tujuan edukasi kegiatan yang dilakukan akan meningkatkan kesehatan fisik, mental dan sosial sehingga wanita lebih siap dalam menghadapi usia menopause. Metode yang dilakukan pada kegiatan ini pembuatan materi tentang keluhan menopause dan penanganannya, pemeriksaan kesehatan peserta dan evaluasi kegiatan. Hasil yang diperoleh pada kegiatan ini dengan jumlah peserta 25 orang, peserta sangat antusias dan aktif bertanya terkait keluhan menopause dan penanganannya dan dari hasil angket evaluasi kegiatan yang dilakukan peserta merasa sangat puas dengan materi yang disampaikan. Kegiatan ini perlu dilakukan secara konsisten guna untuk memberikan edukasi kepada ibu-ibu dalam kesiapan dalam menghadapi menopause</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Dian Mayasarihttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1821PELATIHAN KADER POSYANDU DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN GIGI DI PUSKESMAS TATELI KECAMATAN MANDOLANG 2024-10-28T07:57:54+07:00I Ketut Harapan[email protected]Ireine N. Dajoh [email protected]<p>Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu cara mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan, salah satu diantaranya dengan pemberdayaan kader kesehatan. Masalah kesehatan mulut dapat mempengaruhi perkembangan umum anak-anak. Masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi pada anak balita yaitu karies gigi. Karies yang sering ditemukan pada anak usia di bawah lima tahun (balita) dengan penyebaran tertinggi pada anak usia tiga tahun. Peran kader dalam penyelenggaraan posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat kader juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Metode kegiatan yang digunakan yaitu : melakukan pemeriksaan gigi pada balita, menyampaikan kondisi kebersihan gigi balita, memberikan pengetahuan dengan penyuluhan/ pelatihan cara pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut pada seluruh kader kesehatan di posyandu, melakukan pendampingan kader cara pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut balita dengan memberikan pengulangan cara-cara memelihara kebersihan gigi dan mulut pada balita, evaluasi praktek mandiri cara pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut pada balita dengan cara observasi, evaluasi pengetahuan kader tentang cara pemeliharaan kebersihan gigi pada balita, evaluasi status kebersihan gigi balita (<em>Debris Index</em>). Kesimpulan yaitu Meningkatnya Pengetahuan kader posyandu dalam pemeliharaa kebersihan gigi dan mulut pada balita di wilayah kerja puskesmas tateli Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa dari 10 % menjadi 100% dan meningkatnya Kemampuan kader posyandu dalam membimbing dan mengajarkan cara pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut pada ibu dan balita di wilayah kerja Puskesmas Tateli Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa dari 50 % menjadi 100%.</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 I ketut Harapan, Ireine N. Dajoh https://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1968PELATIHAN CARING BERBASIS TEORI WATSON BAGI PERAWAT PREOPERATIF SE-MALANG RAYA2024-10-25T16:06:41+07:00Arief Bachtiar[email protected]Agus Setyo Utomo[email protected]Nurul Hidayah[email protected]<p>Perawat di Indonesia beberapa kali menjadi sorotan utama baik oleh media massa maupun elektronik. Penyebabnya adalah karena perilaku caring perawat yang kurang sehingga berdampak pada kecemasan dan keselamatan pasien, kepuasan pasien serta kualitas layanan keperawatan kepada pasien. Program kemitraan masyarakat ini dilakukan dengan tujuan agar perawat khususnya yang bekerja di ruang bedah memiliki pengetahuan yang baik tentang perilaku caring perawat dan mampu menerapkan perilaku caring sehingga tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani tindakan operasi bisa diturunkan. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kegiatan pengabmas dilaksanakan di kampus utama Poltekkes Kemenkes Malang dan dan di 9 rumah sakit di Malang Raya dimana mereka memberikan asuhan keperawatan pasien yang akan menjalani tindakan operasi. Pelaksanaan pengabdian di bagi dalam tiga tahap, pendidikan di kelas, praktik perilaku caring di tempat kerja masing-masing dan feedback aplikasi perilaku caring di kelas kembali. Hasil pengabdian masyarakat dalam aspek pengetahuan caring meningkat dari rata-rata skor 67,11 menjadi 84,59. Sementara, dalam aspek perilaku caring terjadi peningkatan rata-rata skor perilaku caring yang relative kecil yaitu dari 5,378 menjadi 5,382. Hasil ini membuktikan bahwa pelatihan caring mampu meningkatkan pengetahuan perawat preoperatif secara signifikan (p value = 0,001), namun belum tampak terjadi peningkatan perilaku caring perawat (p value = 0,973). Diharapkan dengan kegiatan ini terjadi peningkatan pengetahuan perawat tentang caring, dan minimal bisa mempertahankan perilaku caring pasien</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Arief Bachtiarhttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1703EDUKASI TENTANG CARA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK YANG BENAR PADA IBU-IBU PKK BANJAR PASDALEM2024-10-16T15:17:21+07:00Gusti Ayu Putu Laksmi Puspa Sari[email protected]Ni Putu Diah Pradnyaswasri[email protected]Ni Putu Lidya Maha Rani[email protected]<p>Permasalahan saat ini yang sering terjadi adalah penggunaan antibiotik yang digunakan layaknya sebagai obat yang dapat dibeli tanpa resep atau dikenal juga sebagai pengobatan swamedikasi. Pengobatan swamedikasi yaitu pegobatan tanpa adanya peresepan dari dokter. Penggunaan antibiotik yang tidak benar dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri. Pemberian informasi mengenai penggunaan antibiotik di masyarakat belum optimal karena menurut penelitian hanya terdapat 32,69% masyarakat yang mendapat informasi cara penggunaan antibiotik. Pengabdian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu-ibu PKK di Banjar Pasdalem terkait cara penggunaan antibiotik yang benar. Pengabdian ini dilakukan dengan menggunaan metode penyuluhan dengan tahapan kegiatan yaitu perencanaan kegiatan, koordinasi dengan ibu-ibu PKK, penyiapan materi, penyiapan media <em>power point</em> dan poster serta pelaksanaan penyuluhan. Peningkatan pengetahuan partisipan dilihat dari peningkatan nilai tes yang diperoleh. Total peserta dalam pengabdian ini yaitu sebanyak 24 orang. Karakteristik peserta penyuluhan yang didapatkan dari pengabdian ini diantaranya usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penghasilan rumah tangga. Berdasarkan hasil nilai <em>pretest</em> tingkat pengetahuan dengan persentase tertinggi yaitu 54,17% masuk dalam kategori kurang, kemudian terjadi peningkatan nilai yang diperoleh setelah dilakukan penyuluhan terkait cara penggunaan antibiotik dengan persentase tertinggi yang masuk dalam kategori baik sebesar 95,83%. Analisis statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji <em>Wilcoxon</em>, diperoleh nilai sig. (p) yaitu 0,000, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pemberian penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan antara <em>pretest</em> dan <em>posttest</em>. Untuk melihat hubungan antara karakteristik partisipan dengan nilai <em>pretest</em> digunakan uji chi square dan mendapatkan hasil bahwa hanya rentang usia partisipan memiliki hubungan yang signifikan terhadap hasil pretest dengan nilai sig. (p) < 0,05.</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gusti Ayu Putu Laksmi Puspa Sarihttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1907PENDAMPINGAN PERKEMBANGAN KONSEP DIRI ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI CILANDAK BARAT 08 JAKARTA SELATAN2024-10-17T07:09:42+07:00Heni Nurhaeni[email protected]Dinarti Dinarti[email protected]Reni Chairani[email protected]<p>Perkembangan Psikososial yaitu Konsep diri pada siswa SD dapat dibentuk secara bertahap selama masa pertumbuhan dan perkembangan anak, dan dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain. Di sekolah dasar, siswanya memiliki kemampuan untuk mempersepsikan tentang dirinya dan kemampuannya, yang merupakan kenyataan bagaimana mereka memandang dan menilai diri mereka sendiri. <em>Tujuan</em> dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan konsep diri siswa SD melalui penguatan psikososial menggunakan terapi bermain. Konsep diri, yang meliputi citra tubuh, identitas diri, ideal diri, peran diri, dan harga diri, dapat dibentuk melalui kontak sosial dan pengalaman interaksi dengan orang lain. Guru memiliki peran penting dalam memfasilitasi perkembangan ini melalui metode dan strategi pembelajaran yang efektif. <em>Metode </em>yang digunakan adalah pendampingan psikososial dengan melibatkan Kepala Sekolah, Guru Kelas, dan Guru UKS. Pendekatan dilakukan melalui terapi bermain yang mendorong siswa untuk memecahkan masalah yang lebih kompleks dan beradaptasi dengan lingkungannya. <em>Hasilnya</em> menunjukkan bahwa 96% siswa memahami konsep diri secara lebih baik dan mampu menerapkannya, sementara 4% siswa menunjukkan ketidakpedulian dan kesulitan dalam mengekspresikan diri. Oleh karenanya melalui, Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2024 di SD 08 yang melibatkan Kepala Sekolah, Guru-guru kelas, termasuk Guru UKS, pendampingan penguatan psikososial dapat dilakukan melalui fasilitasi pengembangan konsep diri Anak yang asertive melalui terapi bermain, menjadikan Siswa lebih sehat, stabil dengan teman sebaya dalam beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya. <em>Kesimpulannya</em>, pendampingan psikososial melalui terapi bermain terbukti efektif dalam memperkuat konsep diri siswa, membuat mereka lebih asertif, sehat, dan stabil dalam beradaptasi dengan lingkungan sekolah.</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Heni Nurhaeni, Dinarti Dinarti, Reni Chairanihttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1906EDUKASI PENCEGAHAN HUBUNGAN SEKS PRANIKAH MELALUI VIDEO EDUKASI PADA SISWA SMK AL-HIDAYAH CILANDAK TIMUR JAKARTA SELATAN2024-10-28T08:03:23+07:00Siti Rahmadani[email protected]Isroni Astuti[email protected]Vini Yuliani[email protected]<p>World Health Organization (WHO), di tahun 2010 mengatakan bahwa setiap tahun terdapat 210 juta remaja yang hamil di seluruh dunia. Dari angka tersebut, 46 juta di antaranya melakukan aborsi yang diakibatkan karena melakukan seks pranikah. Remaja saat ini menganggap hubungan seksual hal yang biasa dilakukan ketika remaja sedang berpacaran, Oleh karena itu sangat penting dilakukan edukasi mengenai pencegahan seks pranikah, mengingat dampak buruk yang ditimbulkan. Era digital memberikan kemudahan dalam mentransfer informasi kesehatan reproduksi kepada kalangan generasi Z dan media yang akan digunakan melalui media video. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan meningkatkan pengetahuan dan sikap generasi Z di SMK Al-Hidayah tentang bahaya seks pra nikah. Adapun peserta kegiatan ini sebanyak 60 siswa/siswi Kelas X SMK Al-Hidayah. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan <em>pre test</em> untuk mengetahui pengetahuan dan sikap para remaja terkait seks pranikah, lalu penyuluhan dengan media video serta pemberian <em>leaflet, </em>setelah 4 minggu melakukan evaluasi dengan melakukan <em>post test</em> untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan sikap responden, Hasil dari kegiatan ini didapatkan peningkatan pengetahuan siswa terhadap seks pranikah dengan nilai <em>p 0,000</em>, dan sikap siswa terhadap pencegahan seks pranikah dengan nilai p <em>0,001.</em> Simpulan yang didapatkan pemberian edukasi pencegahan seks pranikah melalui media video dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa terkait seks pranikah, sehingga siswa diharapkan mampu lebih menjaga perilakunya dan mencegah seks pranikah, karena dengan penerapan kesehatan reproduksi yang benar akan mencegah terjadinya penyakit menular seksual dan pada akhirnya diharapkan derajat kesehatan pada remaja dapat meningkat</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Siti Rahmadani, Isroni Astuti, Vini Yulianihttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1796EDUKASI KESEHATAN GIGI DAN MULUT KEPADA MASYARAKAT DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS II KOTA AGUNG KABUPATEN PESAWARAN BANDAR LAMPUNG2024-10-16T07:36:11+07:00Desi Andriyani[email protected]Lies Elina[email protected]Erni Gultom[email protected]<p>Kesehatan gigi dan mulut merupakan aspek penting dari kesehatan umum yang sering kali terabaikan, terutama di kalangan anak-anak di lembaga pembinaan khusus. Faktor-faktor seperti kurangnya pendidikan kesehatan, kondisi sosial-ekonomi rendah, dan kurangnya dukungan keluarga sering menyebabkan anak-anak ini memiliki risiko lebih tinggi terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan kepada peserta terhadap cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dan meningkatkan kesadaran peserta mengenai pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut. Metode kegiatan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut dibuat secara bertahap dalam beberapa sesi pemaparan materi dan tanya jawab. Peserta kegiatan adalah tahanan Lapas Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II. Hasil dari kegiatan ini adalah terdapat peningkatan signifikan dalam pengetahuan anak-anak mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Survei pra-dan pasca-penyuluhan menunjukkan bahwa 85% anak-anak yang sebelumnya tidak menyadari pentingnya kebersihan gigi kini mengerti dan mampu menyebutkan alasan-alasan utama menjaga kesehatan gigi dan mulut. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di lembaga pembinaan khusus anak telah menunjukkan hasil yang positif dalam meningkatkan pengetahuan dan praktik kesehatan gigi di kalangan tahanan LPKA Kelas II.</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 desi andriyani desihttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1831PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN EDUKASI MASYARAKAT MENUJU DESA SIAGA OLEH KKN POLTEKKES KEMENKES MATARAM DI DESA UBUNG2024-10-22T12:45:12+07:00Yudha Anggit Jiwantoro[email protected]Ni Made Sukarti[email protected]Nurul Hafizatur Rosyida[email protected]Eka Rohayu Dewi[email protected]Widara Agustini[email protected]Dwi Dinda Wahyuni[email protected]Holina Lestari[email protected]Dela Safitri Nuradwintan[email protected]Wiwik Artika Samba[email protected]Heryadi Putra[email protected]<p style="font-weight: 400;">Provinsi Nusa Tenggara Barat sampai saat ini masih menjadikan penanganan stunting sebagai salah satu program prioritas bidang kesehatan. Pemerintah menargetkan di tahun 2024 angka stunting bisa turun minimal 14 persen. Pemerintah melakukan intervensi spesifik dan sensitif berdasarkan Perpres No. 72/2021 meliputi pelayanan KB pasca-persalinan, keluarga miskin dan rentan yang menerima bantuan sosial pangan, keluarga berisiko stunting yang butuh pendampingan dan sebagainya. KKN Terpadu Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram tahun 2024 diharapkan dapat bersinergi dengan Pemerintah Daerah khususnya dalam upaya penurunan Stunting dan pencegahan Penyakit Tidak Menular melalui <em>Interprofessional Collaboration</em> (IPC) karena kompleksitas suatu permasalahan kesehatan seringkali melibatkan beberapa profesi secara kolaboratif dalam penanganan pemasalahan kesehatan di masyarakat. Tujuan kegiatan untuk memberi pengalaman belajar dan bekerja kepada para mahasiswa tentang penerapan dan pengembangan ilmu untuk membantu permasalahan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Ubung. Kegiatan KKN dilakukan selama 3 minggu dengan melibatkan desa lokus stunting salah satunya Desa Ubung. Bentuk program yang dilaksanakan berupa; Pemeriksaan Laboratorium, Pengukuran tekanan darah dan Senam Hipertensi, Konseling gizi (PMBA, ASI-Eksklusif, Diit Hipertensi, Diit Diabetes Melitus), Demonstrasi TTG (Teknologi Tepat Guna) dari pangan lokal setempat. Seluruh kegiatan dapat dilaksanakan sesuai rencana dengan antusias masyarakat yang tinggi. Kesimpulannya perlu keberlanjutan kegiatan KKN agar program yang telah dilaksanakan dapat dievaluasi dan dikembangkan kembali di tahun mendatang serta perlu adanya pendampingan melalui program lain seperti pengabdian masyarakat oleh dosen, agar terjadi keberlangsungan program</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Yudha Anggit, Ni Made Sukarti, Nurul Hafizatur Rosyida, Eka Rohayu, Widara Agustini, Dwi Dinda, Holina, Dela Safitri, Wiwik Artika, Heryadihttps://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/gemakes/article/view/1956EDUKASI UPAYA PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KELURAHAN CILANDAK TIMUR KECAMATAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN2024-10-28T08:05:25+07:00Masita Masita[email protected]Rosita Syarifah[email protected]Ani Nuraeni[email protected]Sudiyati Sudiyati[email protected]<p>Upaya pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan deteksi dini atau skrining dengan menggunakan IVA test, namun cakupan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks (IVA) tahun 2018 hanya sebesar 7,34% pada wanita pasangan usia subur usia 30-50 tahun, angka tersebut sedikit meningkat di tahun 2019 menjadi 12,2%. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, perilaku pencegahan dan dukungan suami tentang upaya pencegahan dan deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan media e-book, video dan diskusi interaktif di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Maret-November 2023 pada 35 wanita usia subur (WUS). Kegiatan dilaksanakan sesuai jadwal dengan 3 metode yaitu: 1) edukasi upaya pencegahan dan deteksi dini kanker serviks menggunakan leaflet dan e-book; 2) edukasi upaya pencegahan dan deteksi dini kanker serviks menggunakan video dan; 3) edukasi upaya pencegahan dan deteksi dini kanker serviks menggunakan diskusi interaktif. Hasil evaluasi pengetahuan dengan <em>pre </em>dan <em>posttest </em>ditemukan tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang upaya pencegahan dan deteksi dini kanker serviks mengalami peningkatan lebih baik, yaitu pada <em>pretest </em>57,43 dan <em>posttest </em>sebesar 75,71. Dapat disimpulkan bahwa edukasi menggunakan leaflet, e-book, video dan diskusi interaktif dapat meningkatkan edukasi upaya pencegahan dan deteksi dini kanker serviks. Pelaksanaan edukasi ini diharapkan bidan puskesmas dapat membantu melanjutkan memberikan penyuluhan pada WUS dengan menggunakan media leafleat, e-book, video yang telah dibuat, untuk semua WUS yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Masita Masita